Wakil peserta saat mempresentasikan tugas kelompok rencana aksi (transparansi manajemen sekolah) |
Sabtu pagi itu cuaca di Angkasa Jayapura tidak bersahabat.
Meski jarum jam menunjukkan angka 08.00 tapi kondisi masih gelap. Mendung tebal
dan kabut menyelimuti SMA Negeri 5 Jayapura. Sesekali di luar kilat menyambar
dan hujan mulai reda. Listrik pun padam mulai jam 05 pagi. Saat itu, Sabtu 31
Agustus 3013 mestinya Workshop penyusunan Rencana Aksi, POS dan Integrasi
Pendidikan Anti Korupsi (PAK) ke dalam Kurikulum sudah dimulai. Namun peserta
baru 15 dari 25 yang direncanakan. Panitia sempat cemas dan minta petunjuk kepada
Kepala Sekolah yang sedang perjalanan dinas ke Makassar. Namun melalui sms
kepala sekolah menginstruksikan agar acara tetap lanjut.
Saat jarum jam menunjukkan 08.20 (molor 20 menit) listrik
menyala. Jumlah peserta yang hadir 24 dari 25 orang guru dan staf TU yang
diundang. Acara yang rencananya dibuka Kasubdit SMA/SMK namun karena beliau
berhalangan hadir acara dibuka dengan sederhana oleh Panitia. Acaranya pun
dimulai dengan pemaparan Rencana Aksi Pendidikan Anti Korupsi selama 1 jam yang
menekankan pembudayaan nilai-nilai karakter anti korupsi di sekolah. Strategi
yang digunakan yaitu presentasi materi untuk menyamakan persepsi lalu tugas
kelompok, presentasi hasil kerja kelompok dan diskusi. Isi tugas kelompok yaitu
membuat Rencana Aksi, Kode Etik dan Pakta Integritas Anti Korupsi. Ada kelompok
. Kelompok Rencana Aksi dibagi mulai (a) sosialisasi rencana aksi, (b)
integrasi PAK dalam kurikulum, (c) manajemen aduan siswa/ortu/stake holder, (d)
Transparansi manajemen sekolah, dan (e) dukungan Sarpras untuk transparansi/media.
Sedangkan satu kelompok menyusun Kode Etik dan Pakta Integritas Guru, Staf TU
dan pegawai.
Nurhadi saat memandu pengintegrasian PAk ke dalam kurikulum |
Acara berlangsung hangat dan menarik meski di tengah suasana
cuaca dingin dan gelap. Terutama saat membuat Kode Etik, karena dilandasi oleh
hati yang tulus untuk menghindarkan dari kebiasaan buruk sebagian guru dan staf
yang dapat diartikan sebagai perilaku korupsi, terutama waktu. Tidak kalah
menarik kelompok yang membahas rencana aksi integrasi PAK dalam kurikulum,
terutama diskusi terkait metode pembelajaran yang tepat untuk dapat membiasakan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, menerima apa yang menjadi haknya
tidak lebih, dan karakter antikorupsi lainnya. Diskusi menarik juga cara
penilaian terhadap perilaku tersebut. Melihat sedikit keributan tersebut
Fasilitator menegaskan saat ini baru membuat Rencana Aksi, langkah-langkah
kegiatan yang akan dilakukan. Pada sesi berikutnya nanti akan dilakukan
praktiknya. Akhirnya semua peserta mengerti dan kembali ke rencana aksi serta
target yang direncanakan, kecuali Tim Kode etik dan pakta integritas. Kemudian
saat sesi penyusunan POS peserta tinggal mendiskusikan bersama karena draf POS
sudah dibuat, tinggal merevisi dan menyetujui. Fasilitator menyampaikan bahwa
semua yang dihasilkan masih bersifat draf, nantinya akan dibahas dan disetujui bersama
Komite Sekolah dan Dinas Pendidikan.
Jam 12.00 jam
istirahat, makan dan sholat, suasana masih mendung dan hujan rintik-rintik. Peserta
mulai masuk lagi jam 13.00 diselipkan 45 menit untuk memaparkan pengisian data
SIAP untuk Verifikasi dan Validasi (Verval) NUPTK secara online. Acara
dilanjutkan dengan pengintegrasian PAK ke dalam kurikulum. Fasilitator,
Nurhadi, S.Pd., M.Pd menyampaikan langkah-langkah penanaman nilai karakter
antikorupsi, baik melalui kurikulum, kegiatan sekolah dan pembiasaan. Namun
pada acara tersebut fukus pada pengintegrasiannya ke dalam kurikulum. Hanya 20
menit mempresentasikan panduannya lalu peserta mendapat buku panduan serta
contoh analisis SK/KD yang sudah diintegrasikan nilai karakter PAK, sebagaimana
dipaparkan dalam matrik serta buku panduan.
Dolce Korwa mempresentasikan pengintegrasian PAK dalam silabus dan RPP matematika (penilaian afektif) |
Guru bidang studi PKn dan Agama dapat memperkaya materi yang
relevan dengan anti korupsi, guru Bahasa Indonesia dapat mengintegrasikannya
melalui media atau topik puisi, cerpen, dll. Sedangkan guru mata pelajaran lain
dapat mengintegrasikan melalui metode pembelajaran yang dapat menanamkan
perilaku jujur, tanggung jawab, dll. misalnya metode praktikum, diskusi
kelompok, curah pendapat, penugasan, dll. Fasilitator menegaskan, penekanan
penanaman nilai anti korupsi bukan melalui pengembangan pengetahuan/materi antikorupsi
semata, namun yang paling penting adalah “aktivitas” yang dapat membiasakan
nilai-nilai tersebut dalam proses pembelajaran.
Sebagai contoh di layar ditampilkan metode praktikum pada
pelajaran Kimia. Silabus dipilih lalu dikembangkan menjadi RPP dengan metode
praktikum (diharapkan membuat buku panduan praktikum yang mengintegrasikan
nilai antikorupsi). RPP dilampiri instrumen penilaian afektif yaitu lembar
observasi terhadap nilai-nilai yang relevan ada pada saat siswa berperilaku
dalam praktikum.
Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, peserta masih asyik
mengerjakan tugas membuat silabus dan RPP beserta instrument observasi. Karena
waktu yang membatasi, maka untuk tugas pengintegrasian PAK ke dalam kurikulum
diberikan waktu 1 pekan. Fasilitator meminta masing-masing guru mengumpulkan
minimal 1 contoh silabus dan RPP lengkap penilaian afektif (observasi) dalam
jangka waktu 1 pekan. Meski workshop berjalan pada suasana cuaca yang tidak
bersahabat namun panitia, ketika menutup acara menilainya baik (85%). Di mana pada kegiatan tersebut
terkumpul dokumen: (a) rencana aksi, (b) POS, (c) Kode Etik dan pakta
integritas, (d) contoh silabus dan RPP yang terintegrasi nilai anti korupsi,
sementara terkumpul 3 buah dan sisanya 1 pekan ke depan.
Sebagai tindak lanjutnya, panitia menyerahkan hasil workshop
kepada kepala sekolah untuk ditindaklanjuti di tingkat Komite dan Dinas
Pendidikan untuk disosialisasikan dan dilaksanakan seluruh warga sekolah.
Sebagai tindak lanjutnya, program PAK di SMAN 5 Jayapura akan mengadakan lomba
debat, pidato, membuat poster, cipta lagu bertema anti korupsi pada 6 September
2013. Lomba dimaksudkan sebagai langkah pembiasaan dan menyulut atmosfer anti
korupsi pada warga sekolah. Hasil lomba dan hasil karya siswa akan dipajang di
2 buah madding khusus anti korupsi, serta dipasang di berbagai tempat
strategis. Semoga langkah kecil ini akan memberikan dampak psikologis bagi
warga sekolah untuk mulai “membenci” sikap/perilaku korupsi dalam tugas dan
kewajibannya masing-masing.
Semoga Indonesia kedepannya menjadi negara yang bersih dari segala tindak korupsi....negara yang suksezzz...
BalasHapus